SENTRA PENANAMAN
Terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun & di pekarangan. Pada
saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir,
Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe
dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara
produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.
SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim
1. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan
relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
2. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih
tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe
dilakukan di tempat yg terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
3. Suhu udara optimum utk budidaya tanaman
jahe antara 20-35°C.
2. Media Tanam
1. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada
tanah yg subur, gembur & banyak mengandung humus.
2. Tekstur tanah yg baik adalah lempung
berpasir, liat berpasir & tanah laterik.
3. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman
tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum utk jahe gajah
adalah 6,8-7,0.
3. Ketinggian Tempat
1. Jahe tumbuh baik di daerah tropis &
subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl.
2. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada
ketinggian 200 - 600 m dpl.
PEDOMAN BUDIDAYA
1. Pembibitan Jahe
1. Persyaratan Bibit Jahe : Bibit
berkualitas adalah bibit yg memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik
(persentase tumbuh yg tinggi), & mutu fisik. yg dimaksud dengan mutu fisik
adalah bibit yg bebas hama & penyakit. Oleh karena itu kriteria yg harus
dipenuhi antara lain:
1. Bahan bibit diambil langsung dari kebun
(bukan dari pasar).
2. Dipilih bahan bibit dari tanaman yg
sudah tua (berumur 9-10 bulan).
3. Dipilih pula dari tanaman yg sehat &
kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
2. Teknik Penyemaian Bibit : utk
pertumbuhan tanaman yg serentak atau seragam, bibit jangan langsung ditanam
sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakukan
dengan peti kayu atau dengan bedengan.
1. Penyemaian pada peti kayu : Rimpang jahe
yg baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan
sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap
potongan memiliki 3-5 mata tunas & dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya
potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu
dicelupkan dalam larutan fungisida & zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit
kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara
penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu
diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam
padi, demikian seterusnya sehingga yg paling atas adalah abu gosok atau sekam
padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai.
2. Penyemaian pada bedengan : Buat rumah
penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m utk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe
gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari
tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami
lalu ditutup jerami, & di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula,
demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian
atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan
penyiraman setiap hari & sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2
minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak
terbawa bibit berkualitas rendah..Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan
dengan tangan & setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas & beratnya
40-60 gram.
3. Penyiapan Bibit Jahe : Sebelum ditanam,
bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan
ke dalam karung & dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam.
Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.
2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan Lahan : utk mendapatkan hasil
panen yg optimal harus diperhatikan syarat-syarat tumbuh yg dibutuhkan tanaman
jahe. Bila keasaman tanah yg ada tidak sesuai dengan keasaman tanah yg
dibutuhkan tanaman jahe, maka harus ditambah atau dikurangi keasaman dengan
kapur.
2. Pembukaan Lahan : Pengolahan tanah
diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan utk
mendapatkan kondisi tanah yg gembur atau remah & membersihkan tanaman
pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap
serta bibit penyakit & hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada
pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan
pengolahan tanah yg kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam & sekaligus
diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
3. Pembentukan Bedengan : Pada
daerah-daerah yg kondisi air tanahnya jelek & sekaligus utk encegah
terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan engan
ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan anjangnya disesuaikan dengan
kondisi lahan.
4. Pengapuran : Pada tanah dengan pH
rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) &
calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yg
masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit
fusarium sp & pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium
yg sangat diperlukan tanaman utk mengeraskan bagian tanaman yg berkayu,
merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah &
merangsang pembentukan biji.
1. Derajat keasaman < 4 (paling asam):
kebutuhan dolomit > 10 ton/ha.
2. Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan
dolomit 5.5 ton/ha.
3. Derajat keasaman 6 (agak asam):
kebutuhan dolomit 0.8 ton/ha.
3. Teknik Penanaman Jahe
1. Penentuan Pola Tanaman : Pembudidayaan
jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup
rasional, karena mampu memberikan produksi & produksi tinggi. Namun di
daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara monokultur kurang dapat diterima karena
selalu menimbulkan kerugian. Penanaman jahe secara tumpangsari dengan tanaman
lain mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1. Mengurangi kerugian yg disebabkan naik
turunnya harga.
2. Menekan biaya kerja, seperti: tenaga
kerja pemeliharaan tanaman.
3. Meningkatkan produktivitas lahan.
4. Memperbaiki sifat fisik &
mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).
Praktek di lapangan, ada jahe yg ditumpangsarikan dengan sayur-sayuran, seperti
ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis & lain-lain. Ada juga yg
ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang tanah & beberapa
kacang-kacangan lainnya.
2. Pembutan Lubang Tanam : utk menghindari pertumbuhan
jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yg buruk, maka sebaiknya tanah diolah
menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur
sedalam 3-7,5 cm utk menanam bibit.
3. Cara Penanaman : Cara penanaman
dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang
tanam atau alur yg sudah disiapkan.
4. Perioda Tanam : Penanaman jahe sebaiknya
dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September & Oktober. Hal ini
dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak utk
pertumbuhannya.
4.Pemeliharaan Tanaman Jahe
1. Penyulaman : Sekitar 2-3 minggu setelah
tanam, hendaknya diadakan utk melihat rimpang yg mati. Bila demikian harus
segera dilaksanakan penyulaman agar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh
tertinggal dengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit rimpang yg baik
serta pemeliharaan yg benar.
2. Penyiangan : Penyiangan pertama dilakukan
ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali.
Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yg tumbuh. Namun setelah jahe
berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada
umur tersebut rimpangnya mulai besar..
3. Pembubunan : Tanaman jahe memerlukan
tanah yg peredaran udara & air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus
digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan utk menimbun rimpang jahe yg
kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda,
cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30
cm. Pada bulan berikutnya dapat diperdalam & diperlebar setiap kali
pembubunan akan berbentuk gubidan & sekaligus terbentuk sistem pengairan yg
berfungsi utk menyalurkan kelebihan air. Pertama kali dilakukan pembumbunan
pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yg terdiri atas 3-4 batang semu,
umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun
tergantung kepada kondisi tanah & banyaknya hujan.
4. Pemupukan :
1. Pemupukan Organik : Pada pertanian
organik yg tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan &
obat-obatan, maka pemupukan secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk
kompos organik atau pupuk kandang dilakukan lebih sering disbanding kalau kita
menggunakan pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organik ini dilakukan
pada awal pertanaman pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak
60 – 80 ton per hektar yg ditebar & dicampur tanah olahan. utk menghemat pemakaian
pupuk kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam
di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk sisipan selanjutnya
dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, & 8 – 10 bulan. Adapun dosis
pupuk sisipan sebanyak 2 – 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini
biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan & bersamaan dengan kegiatan
pembubunan.
2. Pemupukan Konvensional : Selain pupuk
dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua
(pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yg digunakan adalah pupuk
organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang & pupuk
buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; & ZK 10 gram/pohon), serta
K2O (112 kg/ha) pada tanaman yg berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan
dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), & K2O (75 kg/ha). Pupuk
P diberikan pada awal tanam, pupuk N & K diberikan pada awal tanam (1/3
dosis) & sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan
& 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar
tanaman atau dalam bentuk alur & ditanam di sela-sela tanaman.
5. Pengairan & Penyiraman : Tanaman
Jahe tidak memerlukan air yg terlalu banyak utk pertumbuhannya, akan tetapi
pada awal masa tanam diusahakan penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan
September;
6. Waktu Penyemprotan Pestisida :
Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari saat penyimpanan bibit yg
utk disemai & pada saat pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase
pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk organik cair atau vitamin-vitamin
yg mendorong pertumbuhan jahe.
Sumber : http://www.budidaya-petani.com/